Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.
Powered by Blogger.

Blogger templates

RSS

Pages

Akhirnya Bisa

Kenapa begitu? Ya, karena pada percobaan pertama aku gagal.

Saat itu aku mencoba peruntunganku di bank darah—aku lupa namanya—RS Sardjito, oke, donor darah. Peristiwa itu terjadi sekitar bulan Juni, atau malah Juni—lupa tepatnya. Siang itu sekitar pukul 12.00 aku menyambangi lokasi tersebut dan berniat menyumbangkan darahku. Oke selesai, niat sudah ada.

Aku mendaftar di resepsionis, petugas administrasi deh. Aku isi formulir, aku jawab semua pertanyaan yang mereka butuhkan. Tak lama setelah itu, namaku disebutnya—duh malunya aku, semua orang pasti mendengarnya, oke nggak penting. Aku pun masuk ke ruang tes, pengambilan sampel. Di sana aku diambil darah se-encrit untuk mengetahui layakkah aku menyumbangkan darahku yang berharga ini. Proses cukup cepat, nggak ada 5 menit.

Sebelumnya aku masih bergembira dan tidak punya persiapan untuk mendapatkan kabar buruk—petir menggelagar. Oke, mbaknya tanpa basa-basi dan tanpa menari, langsung memberitahuku bahwa aku tidak layak donor, hiks. Kenapa tidak boleh donor? Karena hemoglobinku saat itu hanya sekitar 11,9. OMG. Nggak sepadan sama berat badanku. Aku kurang gizi. Pikiran itu menghantuiku. Oke fix, pulang dengan kekecewaan dan tangan hampa. Bye maksimal.

Oke, setelah beberapa bulan berlalu akhirnya aku bisa melupakan peristiwa itu. Sungguh tragis, ironis, dan melankolis.

Tiba saatnya.

Hari itu tanggal 13 Februari 2015, aku kembali mencoba peruntunganku di bank darah RS Sardjito. Berdoa semoga Allah memberiku kesempatan keren itu. Sama seperti sebelumnya, isi formulir dan tes sampel darah. Dicek berapa hemoglobinku saat itu. Wooow, akhirnya kesempatan itu datang juga, setelah sekian lama aku tunggu, diketahui hemoglobinku mencapai angka 12,8. Oke fix, aku nggak malu lagi karena sekarang aku nggak kurang gizi, Yeeeay.

Masuk ruang pengambilan darah. Namaku dipanggil, disertai perasaan deg-degan. Disuruh tiduran, tangan dicoblos dengan jarum dan seketika darah segar mengaliri selang. Detik demi detik berlalu, sampai hampir 15 menit. Akhirnya kantong darah itu terisi penuh. Alhamdulillah. Keluar dan membawa bingkisan pendonor (susu kotak, air mineral, biskuitnya bang Haji). Pulang beli satai :D.


Oiya, tanggal 13 Februari 2015 jadi hari bersejarah buatku, nggak akan lupa—tapi kalau pas lupa ya nggak apa-apa ya, namanya juga manusia, gudangnya khilaf dan lupa. Kali pertama donor, saat usiaku 25++. Alhamdulillah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment