Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.
Powered by Blogger.

Blogger templates

RSS

Pages

Satai




Kamis kemarin kami mendapatkan mandat untuk keliling Jogja, delivery order tasyakuran. Tasyakuran cucu pamanku. Aku, Kakak, dan Gibran. Keliling Jogja mulai dari yang terdekat dengan kampung kami. Saat cuaca menyengat, sekitar pukul setengah 1 kami berangkat. Perjalanan awal Gibran masih semangat duduk di muka, samping Pak Kusir a.k.a. ayahnya :D. Sampai di daerah Kronggahan, doski mulai mengantuk dan akhirnya bisa tertidur pulas. Zzzt zzzt zzzt. 

Doski bangun saat rombongan kami sampai di sekitaran kampus UII, tepatnya di Fakultas Ekonomi. Saya berpikir bahwa doski kelaparan, karena pada waktu berangkat doski belum makan siang, bangun sekitar pukul 2 siang. Bisa ditebak juga, doski seperti tidak bergairah gitu, tandanya lapar :D. Doski aku kasih roti tawar kismis dari sariroti yang enak itu, udah abis selembar. Sepakat untuk mencari makan yang cepat dan enak serta cocok untuk doski. Dipilihlah satai. Oke, selesei. Celingak-celinguk sepanjang perjalanan, nyari tukang satai. Di daerah Seturan, tetep nyari satai, tetep nggak ada. Pada ke mana sih ini tukang satai?
 
Perjalanan ke Prambanan, tetep nyari satai, di deket Kalasan ada warung satai, tapi kayaknya belum siap jual karena tukang satainya masih mempersiapkan dagangan, oke, nggak jadi lagi. Akhirnya sampai di Prambanan, doski disarankan makan bekalnya karena tak kunjung menjumpai pedagang satai, tapi nggak mau, milih makan kerupuk. Dari Prambanan beralih ke Janti, perjalanan pulang pun tak kunjung menjumpai warung satai. Selesai. Dari perjalanan Janti menuju Moyudan, akhirnya di daerah Sokowaten ada penjual satai, lagi kipas-kipas arang. Asyik. Eh, tunggu, turun, tanya pedagang, belum siap katanya. Oke, sedih deh, satai oh satai....

Nah, di Timoho akhirnya mendapatkan satai yang siap jual. Asyik, beli Rp15.000,00 dengan lontong dua. Akhirnya Gibran bisa makan satai setelah penantian yang panjang. Makan lahap.

Kenapa satai sulit ditemui di siang hari? Karena, karena... mbuh ah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment