Salah satu kabupaten di Jawa Timur yang begitu
familier bagiku sejak beberapa tahun yang lalu, tepatnya 7 tahun yang lalu. Kenapa?
Karena, aku punya salah seorang kawan yang berasal dari sana. Orang
memanggilnya Asty karena namanya memang Tiasty. Lain dengan aku, aku
memanggilnya Tania. Kenapa? Akan aku jawab, mungkin di ceritaku yang lain :p.
Maaf kecewa.
Setelah 7 tahun berteman, aku begitu familier
dengan kabupaten itu karena Tania. Iya, karena Tania. Hmmm. Namun, baru datang
kesempatanku untuk mengunjungi kota itu kemarin, tepatnya pada 21 Februari
2015. Aku ke sana dalam rangka menghadiri acara akbar walimahan Tania dan
Babang. Oke.
Berangkatnya.
Aku berangkat dari Stasiun Tugu pukul 08.10 bersama
Titis. Kami diantar oleh benda bernama Malioboro Ekspress, kereta. Aku baru kali
pertama naik kereta ini. Menurutku keretanya cukup nyaman untukku—aku sangat
suka kereta. Kereta ini terdiri atas beberapa gerbong yang terbagi menjadi dua
kelas. Kelas eksekutif dan kelas ekonomi. Kami memesan tiket untuk kelas
ekonomi, harganya Rp125.000. Tempat duduknya empuk, tapi 90 derajat, agak pegel
memang—namanya juga ekonomi. AC-nya nggak begitu kerasa, tapi tetep nyaman
karena nggak sumpek dan bau. Sampai Tulungagung pukul 13.10 menit. Turun,
kemudian sembahyang Dhuhur dulu. Stasiun Tulungagung tidak begitu besar,
tempatnya bersih, dan di seberang relnya ada tulisan TULUNGAGUNG cukup
gede—semacam tulisan kayak di Pantai Losari. Aku bilang pada Titis, “Tis, nko bengi foto nang kono yo.”
Keluar stasiun, di seberang stasiun ada hotel agak
besar, lupa namanya. Kami dijemput naik motor oleh kerabat Tania. Aku mengamati
jalanan Tulungagung. Mirip juga dengan Jogja, walaupun nggak seramai Jogja.
Akhirnya, sampai rumah Tania sekitar 15 menit. Masih banyak tamu yang hadir,
kami haha-hihi, duduk-duduk, makan, haha-hihi, makan, istirahat. Haha-hihi
dilanjutkan, hampir pukul 20.00, kami ngantuk, tidur, bangun pukul 21.30.
Siap-siap pulang. Kami diantar langsung oleh Pak Ngatwandi, Ibuk Muntiarin, dan
Dik Titin—ayah, ibu, dan adik Tania. Sungguh kehormatan yang begitu besar malam
itu.Tak lupa kami membawa bingkisan
dari Tania, angsul-angsul kalau kata orang Tulungagung.
Pulang
Sampai stasiun. Kami naik Malioboro Ekspress lagi,
keberangkatan dari Tulungagung pukul 22.41, kereta datang tepat waktu, sukses.
Ada satu hal yang aku lupakan malam itu, aku gagal foto di tulisan TULUNGAGUNG
itu, hiks, sedihnya. Kereta berangkat dengan tenang. Kami terlelap tidur. Kedinginan,
fyi, AC kereta kalau malam hari
kerasa banget ademnya. Tapi tetep bisa tidur. Eh, ujug-ujug udah ada pemberitahuan kalau sampai di Stasiun Tugu.
Turun, nunggu Subuh, sembahyang, pulang ke rumah masing-masing. Adem.
1 comments:
aw... makasih ciinnn,,,
nanti main lagi yaa..
ndang nikah doonkkk biar aku punya alasan buat ke Jogja lagi ^^
semoga sukses selalu cin ^^
Post a Comment