Sulitnya mencari kerja. Di mana sih
tempat nyari kerja yang gampang? Kayaknya nggak ada deh kalau zaman sekarang
ini. Susahnya nyari kerja hampir dirasakan setiap insan dunia ini, kecuali
mereka yang emang nggak niat nyari kerja. Oke.
Aku juga susah banget nyari kerja.
Setelah kontrak habis yang hampir setahun lalu, aku tak kunjung mendapatkan
pekerjaan yang aku impikan. Memang sih, beberapa panggilan kerja telah aku
lalui, tapi selalu gagal di sesi wawancara. Hahahaha. Mungkin memang benar kata
aku (dalam hati) mungkin ada omonganku yang salah setiap sesi wawancara kerja. Atau,
kadang aku berpikir, kalau aku berbicara, sering agak ngawur dan cenderung
aneh. Mending aku diem aja, daripada setelah bicara, orang-orang pada drop
mendengar omonganku yang mungkin sebagian besar nggak penting.
Itu terbukti dari beberapa sesi
wawancara yang aku lalui, biasanya kan kalau orang ngelamar kerja tu,
pertama-tama pasti yang dilihat surat lamaran dan pendukungnya, lalu mungkin
psikotest, terus ada yang tes bidang. Nah, di tes-tes tersebut, alhamdulillah
hampir semuanya lolos. Bisa kita tarik kesimpulan, dalam tes-tes tersebut tidak
disertakan komunikasi dengan pengetesnya. Lolos. Nah, setelah itu pasti ada
tahap wawancara, jegleg. Karena tahap wawancara pasti ada interaksi dengan
pelamar, khususnya aku. Sampai saat ini belum pernah lolos. Itu pikiranku aja
sih.
Data:
Aku
menarik kesimpulan ini setelah aku mengumpulkan data dari perjalanan hidup yang
aku lalui saat ini. Kerja pertamaku, tahun 2012, di sebuah penerbit, aku bisa
ketrima di sana kenapa? Mungkin karena yang memberikan tes adalah temanku
sendiri, teman baikku lebih tepatnya (ini termasuk kkn, nggak ya). Tak lama
setelah itu aku keluar dengan beberapa alasan. Aku menganggur sekitar 1 bulan
(udah ada orderan, alhamdulillah (freelance). Dalam kurun waktu sebulan itu,
aku terlihat sangat menggebu-gebu untuk mencari kerja, walaupun aku sering
menutupinya. Hasilnya? Nihil, tidak ada panggilan kerja dari perusahaan manapun.
Setelah
sebulan, aku mendapat tawaran di sebuah penerbit juga, kalau ini berkat koneksi
dan berkat workshop yang aku ikuti (kkn nggak ya). Ini ada kali pertama aku
mengikuti sesi wawancara bersama HRD sungguhan. Aku tidak ditanya macam-macam
(makanya lolos). Sepertinya aku sudah direkomendasikan oleh beberapa orang di
sana karena prestasiku saat mengikuti workshop itu. Akhirnya diterima.
Tuh,
kan. Bikin makin yakin. Yakin apa? Yakin kalau mungkin yang menghambat
terterimanya kerja aku adalah karena omonganku. Aku udah belajar dari kesalahan
juga, tapi mungkin memang belum rezekiku. Dan pastinya, Allah punya jalan lain
untukku, yang sampai saat ini aku belum tahu. Hehehehe. Alhamdulillah.
PS: Aku kadang ingin menemu HRD
seperti di atas, hahahaha. Gampang banget soalnya. Tapi di kehidupan nyata ini,
sulit kutemui hal seperti itu.
Sekarang? kadang ada orderan
(freelance), masih nyari kerja lagi, doain ya biar segera dapet kerja lagi.
Biar bisa beli suzuki swift.
0 comments:
Post a Comment