Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.
Powered by Blogger.

Blogger templates

RSS

Pages

Nyari Kerja Itu Susah Versi Aku



Sulitnya mencari kerja. Di mana sih tempat nyari kerja yang gampang? Kayaknya nggak ada deh kalau zaman sekarang ini. Susahnya nyari kerja hampir dirasakan setiap insan dunia ini, kecuali mereka yang emang nggak niat nyari kerja. Oke.

Aku juga susah banget nyari kerja. Setelah kontrak habis yang hampir setahun lalu, aku tak kunjung mendapatkan pekerjaan yang aku impikan. Memang sih, beberapa panggilan kerja telah aku lalui, tapi selalu gagal di sesi wawancara. Hahahaha. Mungkin memang benar kata aku (dalam hati) mungkin ada omonganku yang salah setiap sesi wawancara kerja. Atau, kadang aku berpikir, kalau aku berbicara, sering agak ngawur dan cenderung aneh. Mending aku diem aja, daripada setelah bicara, orang-orang pada drop mendengar omonganku yang mungkin sebagian besar nggak penting.

Itu terbukti dari beberapa sesi wawancara yang aku lalui, biasanya kan kalau orang ngelamar kerja tu, pertama-tama pasti yang dilihat surat lamaran dan pendukungnya, lalu mungkin psikotest, terus ada yang tes bidang. Nah, di tes-tes tersebut, alhamdulillah hampir semuanya lolos. Bisa kita tarik kesimpulan, dalam tes-tes tersebut tidak disertakan komunikasi dengan pengetesnya. Lolos. Nah, setelah itu pasti ada tahap wawancara, jegleg. Karena tahap wawancara pasti ada interaksi dengan pelamar, khususnya aku. Sampai saat ini belum pernah lolos. Itu pikiranku aja sih.
Data:
Aku menarik kesimpulan ini setelah aku mengumpulkan data dari perjalanan hidup yang aku lalui saat ini. Kerja pertamaku, tahun 2012, di sebuah penerbit, aku bisa ketrima di sana kenapa? Mungkin karena yang memberikan tes adalah temanku sendiri, teman baikku lebih tepatnya (ini termasuk kkn, nggak ya). Tak lama setelah itu aku keluar dengan beberapa alasan. Aku menganggur sekitar 1 bulan (udah ada orderan, alhamdulillah (freelance). Dalam kurun waktu sebulan itu, aku terlihat sangat menggebu-gebu untuk mencari kerja, walaupun aku sering menutupinya. Hasilnya? Nihil, tidak ada panggilan kerja dari perusahaan manapun.
Setelah sebulan, aku mendapat tawaran di sebuah penerbit juga, kalau ini berkat koneksi dan berkat workshop yang aku ikuti (kkn nggak ya). Ini ada kali pertama aku mengikuti sesi wawancara bersama HRD sungguhan. Aku tidak ditanya macam-macam (makanya lolos). Sepertinya aku sudah direkomendasikan oleh beberapa orang di sana karena prestasiku saat mengikuti workshop itu. Akhirnya diterima.
Tuh, kan. Bikin makin yakin. Yakin apa? Yakin kalau mungkin yang menghambat terterimanya kerja aku adalah karena omonganku. Aku udah belajar dari kesalahan juga, tapi mungkin memang belum rezekiku. Dan pastinya, Allah punya jalan lain untukku, yang sampai saat ini aku belum tahu. Hehehehe. Alhamdulillah.


PS: Aku kadang ingin menemu HRD seperti di atas, hahahaha. Gampang banget soalnya. Tapi di kehidupan nyata ini, sulit kutemui hal seperti itu.

Sekarang? kadang ada orderan (freelance), masih nyari kerja lagi, doain ya biar segera dapet kerja lagi. Biar bisa beli suzuki swift.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment