Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.
Powered by Blogger.

Blogger templates

RSS

Pages

Silsilah Kucing



Kucing, hewan yang sangat familier terdengar di telinga kita. Kucing, hewan yang terkadang menjadi penunggu rumah. Kucing, hewan peliharaan (ya keleus). 
 
Sabrina
Di sini aku mau cerita soal asal usul aku mulai memelihara kucing. Di mulai dari Sabrina, kucing pertamaku. Sabi, biasa dipanggilnya adalah anak dari Barbara. Barbara ini adalah kucing di rumah simbahku. Aku membawa Sabi ke rumah waktu dia masih berumur beberapa bulan, aku lupa tepatnya kapan. Aku memeliharanya sampai ia dewasa, sampai ia bisa melahirkan anak kucing. 

Sabrina dibuang
Namun, karena dia melahirkan cukup banyak anak kucing, aku cukup kewalahan waktu itu. Akhirnya setelah rapat dengan Bapak dan Ibuk, diputuskan untuk membuangnya L, walaupun sebenarnya hatiku tidak cukup rela untuk membuangnya. Dalam kabar kepahitan itu, tersimpan sedikit kabar kebahagiaan, aku boleh memelihara anak dari Sabrina. Setelah melalui pemikiran yang panjang, aku putuskan menyisakan satu anak Sabrina dari empat anaknya untuk aku asuh. Aku memilih yang berjenis kelamin laki-laki (ini didasarkan pada pengalaman bahwa kalau ngasuh kucing perempuan, dikhawatirkan akan banyak anak lagi). 

Christoper & Alberto
Dua nama di atas adalah dua nama dari anak Sabrina, yang semuanya laki-laki. Mereka tumbuh dengan baik dan lincah, walaupun tanpa kasih sayang dari ibu kandungnya (aku bersyukur sekali untuk hal ini). Beberapa bulan kemudian, ada salah seorang tetanggaku yang ingin mengadopsi salah satu dari kucing itu, doski akhirnya memilih Alberto. Walaupun sedih, aku harus tetap merelakan Al—panggilannya, untuk hidup bersama dengan tetanggaku. Aku yakin dia bisa hidup lebih baik, karena aku sudah melakukan riset sebelum menyetujui keputusan pengadopsian itu. Namun, beberapa tahun kemudian, aku mendapat kabar bahwa Alberto lari dari rumah. Aku yakin, ini bukan kesalahan tetanggaku. Mungkin Alberto ingin mengembara saja, menikmati indahnya Indonesia di luar sana. Fyi, sampai saat ini aku nggak pernah tahu di mana ia tinggal.

Sepeninggal Al, Chris hidup  sendiri di rumahku, aku semakin menyayanginya. Bertahun-tahun berlalu, doski tetap setia tinggal di rumahku. 

Michael
Mike, biasa aku memanggilnya. Bisa dibilang anak angkatan kedua dari Sabrina. Beda bapak mungkin sama Al dan Chris, tapi seibu. Aku nggak cukup punya cerita dengan dia karena dia meninggal saat masih kecil. Aku tak tahu penyebabnya meninggal.

Nah, kemudian datang Mido, kucing persia yang dikasih kakakku.

Mido
Mido ini adalah kucing persia yang sangat lucu, walaupun aku tidak mengasuhnya sejak kecil, kasih sayangku tidak berbeda dengan Chris. Nah, sebagai pemelihara kucing persia yang masih newbie saat itu, aku tidak tahu kalau ternyata kucing beda ras itu sangat tidak akur. Mungkin karena ketemunya udah sama-sama dewasa ya, mungkin kalau sejak kecil diasuh bareng, akan beda hasil dan pemahamannya. Oke, akhirnya pertengkaran pun terjadi. Mido yang saat datang masih menjadi kucing yang penurut dan lembut berubah drastis ketika melihat Chris juga ada di rumah itu. Mido menjadi pribadi yang sangat sangat sangat galak sesiangan itu. Aku sempat menjadi korban keganasan dan kebiadaban Mido. Tangan dan kakiku penuh luka baret hasil cakarannya. Sungguh sangat menegangkan dan mendebarkan saat itu. Mido menjadi pribadi yang tidak akur dengan makhluk hidup lain. Setelah melalui pergumulan yang cukup lama, hampir semalaman waktu itu, Mido masih memelotot dan masih mengintai siapa pun yang mendekatinya. Dan, paginya, Mido berhasil dikendalikan, walaupun masih tampak sisa-sisa keganasan di matanya. Mido menurut saat dimasukkan ke kandangnya, akhirnya Mido dipindahkan ke rumah simbahku (saat itu Barbara sudah menghilang entah ke mana, mungkin kabur dengan cowok lain, aku nggak tahu). 

Oke masalah selesai, Mido akhirnya hidup dengan bahagia bersamaku. Namun, setelah kami melewati hari-hari bersama dengan penuh sukacita, kakakku tiba-tiba datang (nggak tiba-tiba juga ding, sms dulu) dan mengabarkan bahwa akan mengawinkan Mido dengan kucing temannya yang sama-sama persia. Aku mengiyakan dan menyetujui penawarannya tersebut karena melihat prospek yang menjanjikan ke depannya. Namun, takdir berkata lain, setelah Mido berbulan-bulan tinggal di rumah teman kakakku, akhirnya dia dikembalikan. Iya, dikembalikan, dalam keadaan sakit. OMG, apa lagi ini. Mido tampak sangat kurus dan tak terawat L. Beberapa hari di rumah, aku akhirnya membawanya ke klinik untuk diperiksa.
Aku tak pernah menyangka, itulah perjumpaan terakhirku dengan Mido. Mido akhirnya meninggal di klinik saat akan diberi infus oleh paramedis di sana. Aku mendapat kabar bahwa dia terserang virus yang telah menjalar ke darahnya. Aku yakin bahwa virus ini berasal dari kucing teman kakakku. Malam itu, tepat tanggal 28 September 2011 aku kehilangan Mido untuk selama-lamanya. Aku menangis sejadi-jadinya. Menyesal? Pasti, tapi aku harus tetap melanjutkan hidupku.

Tersisa tinggal Chris, masih setia bersamaku, tahun ini usianya genap 6 tahun. Doakan ya, biar dia terus bersamaku :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment