Social Profiles

TwitterFacebookGoogle PlusLinkedInEmail

Info

Lorem ipsum no has veniam elaboraret constituam, ne nibh posidonium vel.
Powered by Blogger.

Blogger templates

RSS

Pages

“Dari Jawa ya, Mbak?”

Peristiwa ini terjadi setahun silam, sewaktu aku pergi ke Jakarta untuk mencoba peruntungan. Hahaha, panggilan kerja doang, itu juga masih tes tertulis.

Malam itu, aku selesai tes di  kawasan Pal Merah. Aku kemudian naik bus TransJakarta menuju kos temenku di daerah Pasar Jumat. Aku turun di halte terakhir Lebak Bulus sekitar pukul sembilan-an. Aku duduk-duduk sebentar di koridornya. Kemudian ada lelaki setengah baya yang juga duduk di sana, di sampingku agak jauh. Kemudian doski bertanya kepadaku, “Dari Jawa ya, Mbak?” Aku pun menjawab, “eh, Jogja, Mas” (agak meringis). (Mungkin mukaku kelihatan sangat tidak Jakarta sehingga mas-mas itu bisa mengira kalau aku bukan orang Jakarta.)

Pertanyaan yang sangat simpel, tetapi mengandung tanda tanya besar. Apaaaaaa?
Aku dalam hati berbicara pada diri sendiri, Jawa? Hello, ini juga Jawa kalik, Mas. Namun, aku urung untuk mengatakannya lebih lanjut. Aku memilih kabur meninggalkannya. Bye maksimal.

Persoalan peliknya adalah....

Kenapa beberapa orang Jakarta (mungkin ada yang lain juga) sering menyebut Yogyakarta (mungkin juga daerah lain—aku belum melakukan penelitian lebih lanjut) dengan kata Jawa. Memang sih, benar bahwa Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, aku tidak akan pernah memungkiri itu. Namun, jadi agak aneh kalau yang tanya itu orang yang sama, yang menempati Pulau Jawa juga. Ya, kayak mas- mas itu. Padahal kan, mereka juga menginjak tanah Jawa, tanah Pulau Jawa. Rodo aneh emang.


Pertanyaan besar yang harus dijawab dengan penelitian. Sungguh pelik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment